09 Januari, 2011

Ruang merokok di metromini


Gw ingat, dulu... 19+ bulan yang lalu, gw masih sering bolak-balik kantor-rumah orang tua dengan menaiki angkutan umum, metromini jurusan ragunan-kampung melayu. Tempat duduk favorit gw adalah kursi depan sebelah supir. Pojok yang aman, terisolasi dari pencopet, atau wanita-wanita yang selalu mengatasnamakan emansipasi dan memaksa untuk duduk.

Tempat yang terisolir dari banyak orang ini, membuat gw merasa tenang, aman dan nyaman. Termasuk dalam hal merokok. Kursi sebelah pak supir memang menjadi area merokok yang paling nyaman di seluruh bus. Selain pak supirnya juga merokok, disini gak akan *atau jarang* ada yg pura2 batuk merasa terganggu oleh asap rokok gw. Karena mereka juga sadar, duduk disebelah pak supir maka "menjadi perokok pasif" adalah konsekuensi nyata.

Namun kini, setelah gw berhenti merokok, tempat itu tak pernah berubah. Di isi perokok yang asyik merokok tanpa peduli adanya larangan merokok di dalam kendaraan umum. Tapi yang jelas, satu orang penghuninya sudah tak lagi menambah asap putih kedalam bus...

Bagikan tulisan ini di Facebook Anda

1 komentar:

  1. terimakasih sudah berbagi kisahnya, semoga kehidupan anda selalu dalam keadaan sehat dan terus dapat beraktifitas dengan baik, salam ukhuwah wahai saudaraku.

    BalasHapus

Komentar Terbaru: