“kenapa lu?” Gw memulai percakapan chatting malam itu.
“Maag Gw nih... sakit bangat” balasnya, seakan langsung mengerti yang Gw maksud adalah rintihan di status YM-nya. Sudah Gw duga, pasti masalah maag lagi, temen Gw satu ini memang sudah beberapa kali mengeluhkan sakit maag-nya, terkadang juga masalah insomnianya. Katanya dia sudah ke dokter untuk didiagnosa, dan dikatakan kemungkinan dia stress dan terlalu banyak minum soda. Hei... seharusnya dia tahu itu memang penyebabnya, seandainya di mau melihat gaya hidupnya, tapi apa hak Gw nguliahin orang lain? Yah paling gak Gw masih bisa sedikit menyindir dan memberi saran. Google.com yang selalu menjadi jendela ilmu bagi Gw, langsung memberikan saran situs-situs yang membahas tentang penyakit maag, mulai dari kisah orang yang terkena maag di blog mereka, tanya jawab dengan dokter, sampai tulisan ringan seorang dokter. Segera Gw copas informasi itu ke layar pidgin, client chatting Yahoo Messenger dilaptop Gw, agar terbaca olehnya. Tidak banyak memang yang bisa Gw bantu, tapi paling gak, kalo dia tahu sebab-sebab, pencegahan dan penanggulangan penyakit maag, mungkin dia akan berpikir memperbaiki gaya hidupnya yang terlalu sering pulang malam dan meminum sejenis minuman beralkohol.
“Bang pulang yuk dah mau jam sepuluh nih...” kalimat dari junior Gw itu mengejutkan, ditengah-tengah keseriusan Gw merangkai segala kata syntax C++. Chatting dengan teman Gw tadi sudah terhenti beberapa menit yang lalu, setelah dia tak lagi membalas pesan-pesan yg Gw kirim. Hal seperti itu sudah biasa terjadi, dengan mudahnya dia meninggalkan percakapan chatting, lenyap tanpa jejak seperti jin yang menghilang namun kali ini tanpa dibarengi bunyi “TRINGG”. Tetapi mungkin kali ini dia tertidur, semoga saja, karena istirahat adalah salah satu obat yang manjur untuk penyakit maag.
“OK.. yuk kita pulang, makan dimana malem ini?”
“Sate aja yuk bang, Gw pengin makan enak nih”
“Ayo”
Gw dan junior Gw itu memang sering pulang malam, malah terkadang kami menginap dikantor karena kemalaman, terlalu asik merangkai syntax karena sebuah jalan keluar dari masalah pemrograman sedang terlintas dan harus segera direalisasi sebelum ia pergi lagi. Malam ini kami berdua menyempatkan makan sate, saya memesan sepuluh tusuk sate kambing sedang dia memilih sate ayam. Wajar saja, walau dia masih lebih muda dari Gw, tapi dia ada masalah di asam urat atau kolesterol, Gw lupa yang mana. Disela menunggu sate masak terbakar, hingga diwaktu menikmati jeruk hangat sehabis melahap sate, kami terus bercakap-cakap.
“Mau ngerokok bang? Kan haram”, celetuknya ketika Gw mengambil sebatang Djim Sam Soe Filter dari bungkusnya, dan mulai menyalakan. Gw hisap dalam-dalam rokok itu, dan membuang asapnya perlahan.
“Gak semudah itu nentuin haram atau halal, itu cuma ijma MUI, gak harus di ikutin kalo Gw gak percaya sama alasan-alasan alias dalilnya.” Gw hisap lagi rokok Dji Sam Soe hingga baranya menyala terang dan menimbulkan gemeretak tembakau terbakar.
“hufff....” perlahan, Gw buang asap yang tadi sengaja Gw hisap dari tembakau terbakar.
“Yang gituan masih jadi perdebatan Be, banyak dalil yang bikin rokok gak bisa dibilang haram, kalo di bilang makruh, Gw lebih setuju” kelit Gw menampik fatwa haram atas rokok dari MUI yang mulai berlaku beberapa hari yang lalu. Oh iya... Gw lupa nyebutin nama junior Gw, sebut aja namanya Abe biar lebih gampang Gw nyeritainnya.
“Seharusnya Ngerokok itu jangan dilarang, mending dibatesin aja... Gw lebih setuju sama perda DKI daripada fatwa haram MUI, yah walau kenyataannya perdanya gak ditegakin” lanjut Gw berkilah.
“Kenapa bang? Kok malah jangan dilarang”
“Soalnya kalo seorang perokok dilarang-larang dia bakalan cari-cari alasan buat matahin alasan pelarangannya.” Gw berhenti sejenak, kembali terhanyut dalam kebul asap dji sam soe. Dan Abe-pun mulai menemani menyalakan rokoknya, kami berdua memang perokok. Kalo sedang koding di LAB, tak pernah lepas dari rokok.
“Ya lu liat aja Gw, dah banyak yang nyuruh Gw berhenti, atau ngelarang, mo pake dalil agama, hukum juga kesehatan. Tapi Gw gak pernah sekalipun berhenti, bahkan nyoba berhenti juga gak.”
“Iya Gw tau”
“Soalnya, yang ngomong itu kadang2 terlalu berlebihan.. fakta kecil dibesar-besarin biar kayaknya rokok itu gak sehat, bahwa perokok itu orang jahat. Contohnya, istilah perokok pasif... itu kan muncul karena ada fakta asap yg keluar dari bara rokok lebih banyak ngandung zat kimia, daripada asap yang keluar dari filter rokok yang dihisap. Terus dibilang perokok pasif lebih banyak ngisap racun daripada perokok aktif, itukan gombal, jelas-jelas perokok aktif lebih banyak ngisap zat-zat kimia rokok. Bayangin aja, dia menghisap asap dari filter n juga dari bara, kalo perokok pasifkan cuma dari bara”
“Oh.. iya ya bang, wah... fakta ilmiah di puter balik tuh”
“Ya gitu deh be... Kayaknya Gw gak bakal berhenti ngerokok, sampe mungkin nanti Allah yang ngasih tahu Gw kalo rokok itu gak Boleh”
“Lah lu mau sakit?”
“Gak lah... kalo emang rokok buruk, nanti kan Gw bakal dapet petunjuk buat berhenti, soalnya kalo gak ada petunjuk, gak bakal deh orang yg berhenti ngerokok bisa tahan lama”
“Iya.. ya.. ah pulang yuk bang dah jam sepuluh lewat nih”
“Yuk... “
Gw dan abe pun berpisah, yah walau sama-sama ngekos di deket kantor, tapi arah kami berbeda, dia ke selatan kantor, dan Gw ke utara kantor.
Sesampai di kamar kosan, Gw langsung menyalakan kembali laptop Thinkpad R60e hitam, seperti malam-malam lain di hari-hari sepi yang Gw miliki, alunan lagu selalu menemani Gw tidur, dan Akun YM-pun tak pernah offline bila ada kesempatan. Tetapi entah mengapa, malam ini Gw gak bisa tidur, masih kepikiran teman Gw yang sedang sakit maag. Apakah Gw harus menyampaikan pendapat Gw tentang dia, kehidupannya dan penyakit maagnya? Bahwa kehidupan malam dapat membuat badan stress, dan minuman kesukaannya pun bisa merusak pencernaan.
“Hmm... bagaimana cara memberitahukannya ya, biar dia gak tersinggung atau berpikiran lain?” Segala skenario bermunculan dikepala, Gw akan bilang ke dia, bahwa pulang malam itu bisa menambah stress, bukan hanya stress pikiran yang gak hilang **Karena kurang tidur** tapi juga badan bisa stress karena gak pernah istirahat. Selain itu alkohol dan soda sama-sama memberikan efek buruk buat lambung, karena bisa memicu sekresi getah lambung. Lagipula, bukan cuma pencernaan yang bakal kena efek dari gaya hidup seperti itu, reproduksi juga bisa jadi masalah. Terlebih lagi untuk seorang wanita seperti dia yang nanti pasti akan mengandung seorang anak. Sudah banyak cerita seorang ibu yang kehilangan anaknya karena gaya hidupnya dan minuman berakohol, kalaupun anaknya selamat, sangat mungkin terlahir cacat...
“Hei... Kan belum tentu dia pulang malem itu gak istirahat, pulang malem juga bukan sesuatu yang buruk... Lagipula belum tentu dia terlalu sering mengkonsumsi minuman itu... huh.. ternyata Gw sok tahu” Otak yang tak tidur ini terus bergerilya, dan menyadarkan Gw kalo apa yang Gw duga-duga belum tentu benar. Gw gak pernah tahu kenyataan kehidupannya, karena Gw bukan dia, Gw bukan orang yang selalu ada di dekatnya, bukan pula tempat curhatnya, juga bukan tuhan yang maha tahu. Ngapain juga Gw ngurusin orang lain yang Gw gak punya Hak dan pengetahuan tentanya? Lebih baik Gw urusin orang2 disekitar Gw yang memang Gw mengenal baik dan memang tanggung jawab Gw. “Hmmm... emangnya siapa yang Gw kenal baik didunia ini?” sepertinya Gw gak mungkin mengenal orang lain sebaik diri Gw. Dan ternyata Gw pun masih Gak bener jalanin Hidup Wakakaka...
Seharusnya Gw memberi saran orang lain apa-apa yang udah Gw lakuin, Gw musti bisa jadi contoh dulu, toh Gw aja masih sering begadang masa mo nyuruh orang lain pulang dan istirahat sore? Gw emang udah gak pernah nyentuh alkohol beberapa tahun terakhir ini, tapi apa iya Gw udah menyehatkan tubuh Gw? Kalo masalah perut, Gw emang udah teratur makan... ya teratur, dengan jadwal makan disaat perut lapar hahahahaha.. tapi anak...
“Hmm... rokok termasuk merusak reproduksi ya?” Tiba-tiba Gw terpikir hal ini... sudah sering Gw baca peringatan bahwa rokok mengganggu pertumbuhan janin, tapi Gw selalu berkilah bahwa banyak perokok yang memiliki anak yang sehat. Oh betapa sombongnya Gw, mendahului kehendak Tuhan dengan berpikiran Rokok tidak akan mengganggu perkembang biakan Gw. Dan sekarang, disaat Gw belum hidup sehat, Gw mau mengoceh mengingatkan orang? OH Tuhan... ternyata Gw memang sombong.
“Kalo dipikir-pikir Gw dah terlalu sering di kasih tahu sama Tuhan, lewat peringatan di bungkus rokok, iklan, nasihat teman, larang merokok di kantor/sekolah, Perda anti Rokok, Fatwa rokok haram dan sekarang Gw di ingatkan bahwa Gw sudah terlalu sombong... Oh Tuhan maaf kan aku yg begitu bodoh dan sombong, mulai detik ini Gw gak akan merokok lagi” Sumpah itu terucap dan untuk mengabadikannya Gw pun menulisnya dalam blog Gw... Sebelum menulis Gw sempatkan melihat jam di laptop, 00:13 tanggal 13 Mei 2009 tepatnya...
Esok Siang....
Dan sebuah blog tercipta sebagai tempat catetan Gw agar Gw selalu teringat akan sumpah Gw, akan kebodohan Gw dan kesombongan Gw. Gw-berhenti-merokok.blogspot.com alamat blognya, dan sekarang blog itu sudah berumur satu tahun, sama dengan lamanya Gw berhenti merokok...
Semoga catatan dalam blog itu selalu mengingatkan dan menguatkan Gw... juga semoga ada banyak perokok yang menanggalkan jas sombongnya dan berhenti merokok.....
akhirnya setelah 20an tahun tidak mengacuhkan ucapan selamat ulang tahun, hari ini Gw mohon kalian ucapkan “Selamat Ulang Tahun” buat Gw...
“Maag Gw nih... sakit bangat” balasnya, seakan langsung mengerti yang Gw maksud adalah rintihan di status YM-nya. Sudah Gw duga, pasti masalah maag lagi, temen Gw satu ini memang sudah beberapa kali mengeluhkan sakit maag-nya, terkadang juga masalah insomnianya. Katanya dia sudah ke dokter untuk didiagnosa, dan dikatakan kemungkinan dia stress dan terlalu banyak minum soda. Hei... seharusnya dia tahu itu memang penyebabnya, seandainya di mau melihat gaya hidupnya, tapi apa hak Gw nguliahin orang lain? Yah paling gak Gw masih bisa sedikit menyindir dan memberi saran. Google.com yang selalu menjadi jendela ilmu bagi Gw, langsung memberikan saran situs-situs yang membahas tentang penyakit maag, mulai dari kisah orang yang terkena maag di blog mereka, tanya jawab dengan dokter, sampai tulisan ringan seorang dokter. Segera Gw copas informasi itu ke layar pidgin, client chatting Yahoo Messenger dilaptop Gw, agar terbaca olehnya. Tidak banyak memang yang bisa Gw bantu, tapi paling gak, kalo dia tahu sebab-sebab, pencegahan dan penanggulangan penyakit maag, mungkin dia akan berpikir memperbaiki gaya hidupnya yang terlalu sering pulang malam dan meminum sejenis minuman beralkohol.
“Bang pulang yuk dah mau jam sepuluh nih...” kalimat dari junior Gw itu mengejutkan, ditengah-tengah keseriusan Gw merangkai segala kata syntax C++. Chatting dengan teman Gw tadi sudah terhenti beberapa menit yang lalu, setelah dia tak lagi membalas pesan-pesan yg Gw kirim. Hal seperti itu sudah biasa terjadi, dengan mudahnya dia meninggalkan percakapan chatting, lenyap tanpa jejak seperti jin yang menghilang namun kali ini tanpa dibarengi bunyi “TRINGG”. Tetapi mungkin kali ini dia tertidur, semoga saja, karena istirahat adalah salah satu obat yang manjur untuk penyakit maag.
“OK.. yuk kita pulang, makan dimana malem ini?”
“Sate aja yuk bang, Gw pengin makan enak nih”
“Ayo”
Gw dan junior Gw itu memang sering pulang malam, malah terkadang kami menginap dikantor karena kemalaman, terlalu asik merangkai syntax karena sebuah jalan keluar dari masalah pemrograman sedang terlintas dan harus segera direalisasi sebelum ia pergi lagi. Malam ini kami berdua menyempatkan makan sate, saya memesan sepuluh tusuk sate kambing sedang dia memilih sate ayam. Wajar saja, walau dia masih lebih muda dari Gw, tapi dia ada masalah di asam urat atau kolesterol, Gw lupa yang mana. Disela menunggu sate masak terbakar, hingga diwaktu menikmati jeruk hangat sehabis melahap sate, kami terus bercakap-cakap.
“Mau ngerokok bang? Kan haram”, celetuknya ketika Gw mengambil sebatang Djim Sam Soe Filter dari bungkusnya, dan mulai menyalakan. Gw hisap dalam-dalam rokok itu, dan membuang asapnya perlahan.
“Gak semudah itu nentuin haram atau halal, itu cuma ijma MUI, gak harus di ikutin kalo Gw gak percaya sama alasan-alasan alias dalilnya.” Gw hisap lagi rokok Dji Sam Soe hingga baranya menyala terang dan menimbulkan gemeretak tembakau terbakar.
“hufff....” perlahan, Gw buang asap yang tadi sengaja Gw hisap dari tembakau terbakar.
“Yang gituan masih jadi perdebatan Be, banyak dalil yang bikin rokok gak bisa dibilang haram, kalo di bilang makruh, Gw lebih setuju” kelit Gw menampik fatwa haram atas rokok dari MUI yang mulai berlaku beberapa hari yang lalu. Oh iya... Gw lupa nyebutin nama junior Gw, sebut aja namanya Abe biar lebih gampang Gw nyeritainnya.
“Seharusnya Ngerokok itu jangan dilarang, mending dibatesin aja... Gw lebih setuju sama perda DKI daripada fatwa haram MUI, yah walau kenyataannya perdanya gak ditegakin” lanjut Gw berkilah.
“Kenapa bang? Kok malah jangan dilarang”
“Soalnya kalo seorang perokok dilarang-larang dia bakalan cari-cari alasan buat matahin alasan pelarangannya.” Gw berhenti sejenak, kembali terhanyut dalam kebul asap dji sam soe. Dan Abe-pun mulai menemani menyalakan rokoknya, kami berdua memang perokok. Kalo sedang koding di LAB, tak pernah lepas dari rokok.
“Ya lu liat aja Gw, dah banyak yang nyuruh Gw berhenti, atau ngelarang, mo pake dalil agama, hukum juga kesehatan. Tapi Gw gak pernah sekalipun berhenti, bahkan nyoba berhenti juga gak.”
“Iya Gw tau”
“Soalnya, yang ngomong itu kadang2 terlalu berlebihan.. fakta kecil dibesar-besarin biar kayaknya rokok itu gak sehat, bahwa perokok itu orang jahat. Contohnya, istilah perokok pasif... itu kan muncul karena ada fakta asap yg keluar dari bara rokok lebih banyak ngandung zat kimia, daripada asap yang keluar dari filter rokok yang dihisap. Terus dibilang perokok pasif lebih banyak ngisap racun daripada perokok aktif, itukan gombal, jelas-jelas perokok aktif lebih banyak ngisap zat-zat kimia rokok. Bayangin aja, dia menghisap asap dari filter n juga dari bara, kalo perokok pasifkan cuma dari bara”
“Oh.. iya ya bang, wah... fakta ilmiah di puter balik tuh”
“Ya gitu deh be... Kayaknya Gw gak bakal berhenti ngerokok, sampe mungkin nanti Allah yang ngasih tahu Gw kalo rokok itu gak Boleh”
“Lah lu mau sakit?”
“Gak lah... kalo emang rokok buruk, nanti kan Gw bakal dapet petunjuk buat berhenti, soalnya kalo gak ada petunjuk, gak bakal deh orang yg berhenti ngerokok bisa tahan lama”
“Iya.. ya.. ah pulang yuk bang dah jam sepuluh lewat nih”
“Yuk... “
Gw dan abe pun berpisah, yah walau sama-sama ngekos di deket kantor, tapi arah kami berbeda, dia ke selatan kantor, dan Gw ke utara kantor.
Sesampai di kamar kosan, Gw langsung menyalakan kembali laptop Thinkpad R60e hitam, seperti malam-malam lain di hari-hari sepi yang Gw miliki, alunan lagu selalu menemani Gw tidur, dan Akun YM-pun tak pernah offline bila ada kesempatan. Tetapi entah mengapa, malam ini Gw gak bisa tidur, masih kepikiran teman Gw yang sedang sakit maag. Apakah Gw harus menyampaikan pendapat Gw tentang dia, kehidupannya dan penyakit maagnya? Bahwa kehidupan malam dapat membuat badan stress, dan minuman kesukaannya pun bisa merusak pencernaan.
“Hmm... bagaimana cara memberitahukannya ya, biar dia gak tersinggung atau berpikiran lain?” Segala skenario bermunculan dikepala, Gw akan bilang ke dia, bahwa pulang malam itu bisa menambah stress, bukan hanya stress pikiran yang gak hilang **Karena kurang tidur** tapi juga badan bisa stress karena gak pernah istirahat. Selain itu alkohol dan soda sama-sama memberikan efek buruk buat lambung, karena bisa memicu sekresi getah lambung. Lagipula, bukan cuma pencernaan yang bakal kena efek dari gaya hidup seperti itu, reproduksi juga bisa jadi masalah. Terlebih lagi untuk seorang wanita seperti dia yang nanti pasti akan mengandung seorang anak. Sudah banyak cerita seorang ibu yang kehilangan anaknya karena gaya hidupnya dan minuman berakohol, kalaupun anaknya selamat, sangat mungkin terlahir cacat...
“Hei... Kan belum tentu dia pulang malem itu gak istirahat, pulang malem juga bukan sesuatu yang buruk... Lagipula belum tentu dia terlalu sering mengkonsumsi minuman itu... huh.. ternyata Gw sok tahu” Otak yang tak tidur ini terus bergerilya, dan menyadarkan Gw kalo apa yang Gw duga-duga belum tentu benar. Gw gak pernah tahu kenyataan kehidupannya, karena Gw bukan dia, Gw bukan orang yang selalu ada di dekatnya, bukan pula tempat curhatnya, juga bukan tuhan yang maha tahu. Ngapain juga Gw ngurusin orang lain yang Gw gak punya Hak dan pengetahuan tentanya? Lebih baik Gw urusin orang2 disekitar Gw yang memang Gw mengenal baik dan memang tanggung jawab Gw. “Hmmm... emangnya siapa yang Gw kenal baik didunia ini?” sepertinya Gw gak mungkin mengenal orang lain sebaik diri Gw. Dan ternyata Gw pun masih Gak bener jalanin Hidup Wakakaka...
Seharusnya Gw memberi saran orang lain apa-apa yang udah Gw lakuin, Gw musti bisa jadi contoh dulu, toh Gw aja masih sering begadang masa mo nyuruh orang lain pulang dan istirahat sore? Gw emang udah gak pernah nyentuh alkohol beberapa tahun terakhir ini, tapi apa iya Gw udah menyehatkan tubuh Gw? Kalo masalah perut, Gw emang udah teratur makan... ya teratur, dengan jadwal makan disaat perut lapar hahahahaha.. tapi anak...
“Hmm... rokok termasuk merusak reproduksi ya?” Tiba-tiba Gw terpikir hal ini... sudah sering Gw baca peringatan bahwa rokok mengganggu pertumbuhan janin, tapi Gw selalu berkilah bahwa banyak perokok yang memiliki anak yang sehat. Oh betapa sombongnya Gw, mendahului kehendak Tuhan dengan berpikiran Rokok tidak akan mengganggu perkembang biakan Gw. Dan sekarang, disaat Gw belum hidup sehat, Gw mau mengoceh mengingatkan orang? OH Tuhan... ternyata Gw memang sombong.
“Kalo dipikir-pikir Gw dah terlalu sering di kasih tahu sama Tuhan, lewat peringatan di bungkus rokok, iklan, nasihat teman, larang merokok di kantor/sekolah, Perda anti Rokok, Fatwa rokok haram dan sekarang Gw di ingatkan bahwa Gw sudah terlalu sombong... Oh Tuhan maaf kan aku yg begitu bodoh dan sombong, mulai detik ini Gw gak akan merokok lagi” Sumpah itu terucap dan untuk mengabadikannya Gw pun menulisnya dalam blog Gw... Sebelum menulis Gw sempatkan melihat jam di laptop, 00:13 tanggal 13 Mei 2009 tepatnya...
Esok Siang....
Dan sebuah blog tercipta sebagai tempat catetan Gw agar Gw selalu teringat akan sumpah Gw, akan kebodohan Gw dan kesombongan Gw. Gw-berhenti-merokok.blogspot.com alamat blognya, dan sekarang blog itu sudah berumur satu tahun, sama dengan lamanya Gw berhenti merokok...
Semoga catatan dalam blog itu selalu mengingatkan dan menguatkan Gw... juga semoga ada banyak perokok yang menanggalkan jas sombongnya dan berhenti merokok.....
akhirnya setelah 20an tahun tidak mengacuhkan ucapan selamat ulang tahun, hari ini Gw mohon kalian ucapkan “Selamat Ulang Tahun” buat Gw...
cukup satu kata, Lanjutkan! :D
BalasHapusBeres.....
BalasHapus