11 Juni, 2009

Kumpul bareng pendekar2 Abas, tanpa abu dan asap.

AKSARA, atau Akademi Sandi Negara, sebuah sekolah yang kini sudah gak ada lagi **karena sudah jadi Sekolah Tinggi Sandi Negara** adalah tempat Gw mencari ilmu formal terakhir yang sampe dapet ijazah. Awalnya 21, pertengahan jadi 24, tapi ujungnya cuma 23 orang yg keluar bawa ijazah dari itu sekolah. Hidup memang kejam, kami harus melepas seorang pendekar AbAs 1 hari sebelum sidang pembantaian TA dimulai.

Sebagai sebuah sekolah dengan sistem ikatan dinas, dan berasrama, jelas ada larangan merokok disana. tetapi kami AKSARA 28 yang sebagian besar adalah pendekar AbAs (Abu dan Asap) tak gentar akan rintangan, kamar mandi, kebon, bahkan lotengpun akan kami masuki, demi membuat Abu dan asap dari lintingan tembakau beraroma itu. Push Up, Lari berkilo2, tamparan, dan tendangan, serta surat peringatan tak pernah menghentikan otak kami berpikir agar padepokan AbAs tetap mengepul.

Itulah masa-masa indah Gw sama The 28ers, yang kemaren, tanggal 9 Juni tepatnya, dicoba untuk dikenag kembali. Sebelas 28ers, 2 bini, 1 calon bini, serta 1 calon anak hadir dalam jamuan malam itu. bagai sebuah keluarga, kabar penghentian Gw dari rokok ternyata telah tersebar, walau kami terpisah Gedung dan jarak lokasi kerja. Beribu tawaran rokok gratis, berjuta ejek-an, dan ketidak percayaan dari teman2 Gw terlontar malam itu. Gak heran memang, karena Gw **dulu** salah satu dedengkot yg paling getol masalah rokok, tetapi itu masa lalu.

"Sorry.. gw dah berhenti", "beneran..", "gak.. Gw dah gak ngerokok" dan kata2 lain keluar dari mulut Gw. **Mungkin** Ini yang dimaksud Tari sebagai cobaan, tapi karena Gw dah "belajar" maka semua pertanyaan bisa Gw jawab, semua tantangan terselesaikan, ah... pantas lah Gw dapet nilai 100 dong :D

Malam remang-remang itu **mati lampu Oi**, malam penuh tawa itu, malam penuh ejek-mengejek itu **Ini tanda sayang kami terhadap sesama, semakin diejek semakin disayang :D**, malam Nostalgila **plesetan dari Nostalgia yang gila-gilaan** itu telah Gw lewati tanpa sedikitpun abu dan asap tercipta dari mulut Gw.

Kalo saat itu Gw bisa menolaknya, maka apakah Gw harus menerima tawaran rokok di masa akan datang? Tentu Tidak... kan sudah saya kasih Comba*** eh... kok jadi kayak iklan... tapi ini memang Iklan, iklan layanan masyarakat :p

Bagikan tulisan ini di Facebook Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar Terbaru: